5 Sumber Ide Menulis Flash Fiction
![]() |
Source: pixabay.com |
5 Sumber Ide Menulis Flash Fiction - Dari mana-mana. Demikian jawaban yang kerap kita terima dari penulis senior untuk pertanyaan “ darimana ide tulisan datang ?” Tapi koq rasanya sama seperti menanyakan dimana bisa memperoleh Pallu Basa terbaik (makanan khas Makassar), lalu seseorang menjawab ‘di Kota Makassar ’.
Anda butuh alamat/lokasi jelas penjual Pallu Basa terbaik ketimbang harus mengelilingi wilayah seluas 175, 77 km2, bukan ? (sabar, saya akan memberikan alamat penjualnya diakhir postingan ini)
Belum ketemu ide lazim menjadi motif pertanyaan diatas. Saya kerap menjumpai pernyataan seperti itu. Termasuk dari diri saya sendiri. Pernyataan itu bermakna ganda. Kita tidak tahu tempat untuk menemukan ide atau, tahu tapi belum kesana ? Masalah menjadi lebih rumit lagi bagi yang meyakini ide itu diciptakan, alih-alih ditemukan.
Ada waktu kita memerlukan sumber pasti untuk menemukan ide dengan cepat. Mereka yang getol ikut lomba menulis tentu paham urgensinya. Atau dilain waktu, dorongan menulis demikian kuat namun kita bingung hendak menulis apa? Bagaimanapun, ide adalah modal dasar dari menulis (dan segala sesuatu).
Kita butuh ‘tempat-tempat’ pasti untuk didatangi saat membutuhkan ide. Tempat yang hampir selalu menyediakan ide buat kita. Tempat yang tidak pernah berkata ‘tidak ada’ untuk ide yang kita cari. Tapi dimana ?
Saya punya tempat-tempat khusus semacam itu. Saya telah menulis flash fiction 100 kata sejak Maret 2010. Kadang-kadang ide tulisan hinggap begitu saja, seperti Newton kejatuhan buah apel. Kadang-kadang saya ‘menciptakannya’ lewat brainstorming. Apel jatuh termasuk langka. Brainstorming juga membutuhkan energi dan waktu lebih lama. Maka, disaat saya paceklik ide, saya punya tujuan pasti untuk didatangi.
5 Sumber Ide Menulis Flash Fiction
1. Kitab-Kitab Agama
Kitab-kitab agama (samawi atau bukan) menyediakan ide tak terbatas. Keuntungannya, anda tak perlu bersusah payah mencari moral cerita "unsur yang mutlak hadir dalam sebuah cerita", Saya pikir kitab-kitab agama memang ditulis dalam rangka itu.
Mengapa cepat ?
Kitab-kitab agama banyak mengisahkan cerita yang lengkap. Unsur-unsur pembangun cerita seperti plot, karakter, konflik, setting & resolusi telah tersedia dalam kisah-kisah tersebut. Saya tidak menganjurkan anda menyalin penuh. Tapi anda hanya perlu sedikit waktu dan kreatifitas untuk memodifikasinya.
- Ganti latar masa lalu dengan masa kini.
- Ubah alur maju menjadi flashback (dan sebaliknya).
- Ubah sumber konflik. Misal sumber konflik adalah patung berhala, menggantinya dengan mobil, rumah atau harta benda yang berpotensi sama -untuk menjadi berhala-.
Penting diingat bahwa ada pakem yang mesti diindahkan bila kitab-kitab agama menjadi rujukan. Agama sangat sensitif bagi "hampir" kita semua. Sebaiknya berhati-hati menyebut nama karakter dan istilah-istilah resmi dalam institusi agama bersangkutan.
Sekali lagi, naskah akhir anda tidak dalam rangka menafsirkan ulang moral cerita. Dalam agama tertentu, moral kisah bersifat permanen. Yang kita lakukan hanya menyampaikan kembali moral kedalam bahasa yang lebih kini. Perilaku ini mirip dengan praktik Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan Islam di tanah Jawa melalui media kesenian lokal.
Contoh flash fiction saya yang idenya bersumber dari kitab agama adalah Iring-iringan Presiden, berikut adalah Contoh flash fiction:
Fiksi Mini 100 Kata by Rusdianto
Tetua semut berkisah, “saat iring-iringaan pasukan Raja Sulaiman hampir saja melindas, tiba-tiba anak Daud itu turun dari keretanya. Beliau menyuruh pasukannya berhenti, menunggu sampai kawanan semut tiba diseberang jalan..”
“Tapi itu ribuan abad lalu kek,” semut muda memprotes, “Lagipula, kereta penguasa sekarang tertutup kaca gelap. Mustahil melihat kita.”
Seberang jalan yang mereka tuju teramat jauh. Sementara raungan sirene patwal presiden terus mendekat.
“Jangan takut. Penguasa sekarang sama bijaknya dengan Raja Sulaiman, “tetua semut meyakinkan,” Tuhan mereka sama.”
Maka, kawanan semut pun meyeberang. Iring-iringan presiden menggilas mereka tepat ditengah jalan. Tak seekor pun hidup untuk kembali mengisahkan kebajikan Raja Sulaiman. (flash fiction copyright @2010 by Rusdianto)
2. Folkfore dan Dongeng
Metodenya sama persis dengan poin satu diatas. Anda hanya butuh usaha sedikit keras untuk menemukan sumber-sumber cerita yang orisinil. Banyak folkfore atau dongeng yang belum dipublikasikan secara tertulis. Kakek nenek kita adalah rujukan terbaik. Anda cukup menangkap plot dan moral ceritanya, selebihnya akan diurus oleh kreatifitas alami anda sebagai penulis.
Gali Lubang Tutup Lubang contoh flash fiction yang saya adaptasi dari folkfore.
Kriterianya cocok dengan permintaan ‘nyai’?”
“Bocah, umur 7 tahun,” kata anak buahnya menunjuk ke arah mobil hard top di samping rumah bedeng. “Kami ‘jemput’ dari kabupaten tetangga. Dijamin aman deh, bos.”
Kontraktor itu tersenyum girang.
“Bagus. Silahkan Ki’ mulai upacaranya.” Katanya kepada seorang pria paruh baya. “Yang lain, sterilkan tempat ini.”
Tak lama berselang, terlihat kepala manusia tanpa badan dilarung kesungai.
“Mulai besok, tak ada lagi pekerja yang kesurupan ‘Nyai’ “ kata si pria paruh baya. Perkataannya terbukti benar. Pembangunan jembatan berjalan lancar. Setidaknya sampai hari ke tujuh.
Seorang pekerja mendadak menggelepar tanpa sebab, sambil berteriak, “mana kepalaku !?”
3. Lirik Lagu
Banyak lirik lagu dilatarbelakangi kisah utuh. Liriknya mengandung unsur-unsur pembangun cerita seperti karakter, setting, konflik dan resolusi. Penekanannya, sekali lagi adalah kehadiran moral cerita. Lirik lagu yang tidak mengandung pesan yang kuat tidak termasuk dalam kategori ini.
Sebagai Contoh: Living on the jet plane punya Jhon Denver; Last Kiss dari Pearl Jam; dan tentu saja Message In The Bottle karya musisi favorit saya, Sting. Saya menulis satu flash fiction dengan judul yang sama dengan lagu itu. Silahkan cermati.
4. Fiksi Lama
Setiap tulisan hanya menceritakan tulisan sebelumnya.
Kutipan diatas ada benarnya. Tapi mereka yang gegabah mengartikannya secara harfiah punya istilah yang lebih tepat, yaitu plagiat (DodolPreeetDodolPreeet !).
Mereproduksi karya lama punya kelebihan tersendiri. Apalagi karya legendaris. Selain numpang ngetop, penulis tidak perlu lagi berpanjang lebar menjelaskan latar belakang cerita. Pembaca telah punya bayangan atas cerita dimaksud Hal ini tentu saja menguntungkan bagi penulis flash fiction yang dibatasi oleh kuota maksimal 100 kata.
Disini anda hanya perlu memodifikasi. Bahkan penafsiran ulang atas cerita itu sah-sah saja. ‘Manipulasi’ pengetahuan pembaca atas cerita bersangkutan dengan cara; Memutarbalikkan plot, mereposisi karakter (antagonis menjadi protagonis) dan atau merevisi ending cerita.
Saya punya contoh flash fiction untuk kasus ini. silahkan anda membaca Gadis Penjual Korek Api dan For Sale; Baby shoes. Never worn.
5. Humor Warung Kopi
Saya punya kebiasaan berkumpul dengan teman-teman diwarung kopi saat senja. Lelucon & anekdot dari obrolan warung kopi banyak menyuplai gagasan untuk flash fiction saya. Dalam kasus anda, warung kopi boleh berganti kafe, kampus, klub, pos ronda atau rumah tetangga.
Setiap orang mestinya punya pengalaman lucu. Kita perlu prihatin dengan siapa saja yang menjalani hidupnya terlalu serius – bandingkan Gus Dur dengan presiden yang sekarang–. Saya kira jarang ada teman anda yang tidak punya simpanan cerita lucu dalam hidupnya. Anda hanya perlu menggalinya dengan memancing pembicaraan. Mereka dengan senang hati akan membagikannya kepada anda. Kapan waktu anda boleh heran mengetahui, betapa manusia sangat bahagia saat menertawakan dirinya sendiri ?
Pembaca menggemari flash fiction bertema humor. Namun saya membatasi humor berdasarkan pengalaman pribadi si penutur saja. Humor-humor kutipan, populer dan klise, tidak termasuk dalam kasus ini. Bayar Dobel satu dari banyak flash fiction saya yang bersumber dari humor warung kopi. Silahkan disimak.
Saya mengatakan 5 sumber diatas cara cepat & praktis menemukan ide menulis flash fiction, oleh sebab segala unsur pembangun cerita umumnya telah disediakan oleh sumber dimaksud, yaitu; plot, karakter, setting, konflik dan resolusi. Boleh dikata kita hanya perlu menuliskannya kembali.
Oh, yah. Apakah anda masih penasaran dengan Pallu Basa paling enak di Kota Makassar? Saya merekomendasikan warung Pallu Basa yang berlokasi di sudut Jl. Onta – Jl. Veteran Utara. Anda tahu, lidah tak pernah bohong.
Posting Komentar untuk "5 Sumber Ide Menulis Flash Fiction"